I Miss You

Gambar

I MISS YOU

Im Yoona | Xi Luhan

Yuko Washaki

Oneshoot | Romance | Sad | Typo | Bad Story

PG -13

Choi Jin Hyuk – Best Wishes To You

 

Yoona POV

Ku ayunkan kaki ku, menelusuri jalan kota seoul yang terbilang padat akan segala aktivitas. Mengeratkan mantel tebal yang ku pakai, mencoba mencari kehangatan. Saat ini kota seoul sedang mengalami musim dingin, membuat sepanjang mata memandang hanya ada warna putih yang terlihat.

ku ulaskan senyum mengingat betapa diriku dulu sangat membenci musim dingin, musim yang selalu membuatnya menghabiskan waktu luang di kamar untuk tidur dan mengabaikan ku selama seharian lebih. Berbeda dengannya, ia selalu menyukai apa yang aku benci. Seperti musim dingin ini. akan tetapi, karena dirinya… diriku yang sekarang sangat menyukai musim dingin ini..

 

Hah~

 

Ku hembuskan nafas ku, membentuk kepulan asap dingin. Sampai. Setelah berjalan cukup lama akhirnya aku sampai di tempat tujuan ku. Sebuah taman yang memendam banyak kenangan tentangnya, kenangan yang menjadi sumber kekuatan ku untuk bertahan hidup setelah kepergiannya. Yah dirinya telah pergi, pergi untuk selamanya dan meninggalkan ku sendiri disini dengan seribu kenangan tentangnya.

 

Kau yang telah pergi, bagaimana mu di sana? Aku selalu merindukan mu disini dengan seribu kenangan yang telah kau tinggalkan

 

Ku pejamkan mata ku, mencoba kembali merasakan kenangan-kenangan indah bersamanya…

.

.

.

Ku langkahkan kaki ringkih ku menelusuri sudut taman yang menjadi tempat ku berpijak saat ini. semilir angin menerpa wajahku, menyibakan helaian-helaian rambutku. Senyum yang sedari tadi ku sunggingkan tak sedikitpun hilang dari wajah ku…

Ku edarkan pandangan ku, menatap sekitar. Sungguh ramai, terlebih dengan anak-anak kecil. Tatapan mata ku terhenti pada seorang namja yang sibuk dengan dunianya sendiri, mengutak-atik rubik yang berada di tangannya. Entah kenapa namja itu menjadi sangat menarik untuk kupandangi. Terlalu asik dengan dunia ku, hingga sebuah suara yeoja kecil mengagetkan ku..

“eonni~”

“ah Ne?”

“Oppa yang disana, meminta ku untuk menyerahkan ini pada eonni” ujarnya sembari menunjuk ke arah namja yang menjadi pusat perhatian ku sepenuhnya, dan memberikan ku secarik kertas yang sempat di genggamnya

“Ne?” aku hanya mengernyit heran, mengambil secarik kertas yang di ulurkan ke arah ku

“Gomawo” ujar ku dengan senyum yang terlukis dibibir ku, yeoja kecil itu hanya menggangguk dengan senyum di wajah imutnya dan pergi begitu saja. Ku pandangi secarik kertas yang sekarang sudah berada di tangan ku, kebingungan melanda diriku. Sejak kapan ia menulis surat untuk ku? Bukankah sedari tadi ia sedang bermain dengan….

Ku tolehkan kepalaku, memandangnya yang ternyata sedang menatap ku dengan senyuman yang terlukis jelas di wajah tampannya. Segera ku palingkan wajah ku, malu karena telah tertangkap basah tengah memandanginya. Astaga! Babo Yoona! Kau terlalu asik dengan dunia mu sendiri sedari tadi sehingga tidak menyadarinya.

Aku kembali tersadar bahwa ada secarik kertas di genggaman tangan ku, dengan ragu aku membuka dan membaca isinya..

 

Xi Luhan, Salam kenal

 

Blus

 

Wajah ku memerah entah karena faktor malu atau yang lainnya. Ku beranikan diri menoleh ke arah tempatnya tadi. Tidak ada. Hanya bangku taman yang kosong tak berpenghuni. Ada sedikit kekecewaan di lubuk hati ku mengetahui dirinya yang menghilang entah kemana..

“anda mencari ku nona?”

aku tersentak kaget dengan suara namja yang tiba-tiba terdengar tepat dibelakang ku. Ku balikan badan ku, melihat sang pemilik suara. Seketika tubuh ku menegang, menatap sosok namja yang sekarang tepat berada di depan ku dengan senyum yang terlukis di wajahnya. Namja yang tadi ku pandangi, namja yang ku ketahui dari secarik kertas tadi bernama Xi Luhan.

Aku masih terdiam dengan segala kekagetan yang memenuhi diriku, sebelum ia kembali bersuara

“Xi Luhan. Itulah namaku”

“ea..Mi-mian, aku tak bermaksud me…” Aku bingung dengan apa yang harus ku lakukan, jadi aku lebih memilih meminta maaf kepadanya yang telah lancang ku pandangi. Belum selesai aku berkata ia langsung memotongnya, membuat ku mengernyit heran..

“Kau?”

“Ne?

“Nama mu nona” ia hanya terkekeh pelan, menahan tawa yang bisa saja keluar begitu saja melihat aku yang memandanginya heran seperti orang bodoh

“eoh itu…a-aku…”

“kau lupa nama mu?”

“Ne! Ah ani!”

Astaga Im Yoona, ada apa dengan mu eoh? Kenapa ku mendadak menjadi lupa akan nama mu sendiri

“Im Y-Yoona. Yah nama ku Im Yoona”

Ia hanya terkekeh pelan melihat tingkah ku yang memang sangat bodoh ini, yah aku akui itu.

“Baiklah salam kenal Im Yoona”

“Ne” aku hanya mengangguk tanpa melepas tatapan mata ku darinya

.

.

.

Aku hanya terkekeh geli mengingat waktu pertama kali aku mengenal dirinya di taman ini, sungguh diriku sanggat bodoh saat itu. Hanya mentapnya.. membuat ku lupa dengan diriku, membuat ku tenggelam dalam dunia ku sendiri.

Ku raba pelan bangku yang menjadi tempat ku duduk saat ini. Tempat yang ia duduki saat pertama kali aku mengenalnya, memandanginya yang sedang bermain dengan rubik. Aku sungguh rindu saat itu…

Ku dongakan kepala ku, memandang langit putih yang berada jauh di atas ku mencoba menerawang. Tanpa ku sadari, bulir-bulir kristal mengalir menuruni pipi ku

.

.

.

“Yoong~”

“hmm?”

Ku pandangi dirinya, terlihat keseriusan di raut wajahnya. Membuat ku sedikit khawatir akan keadaannya

“Ada apa Lu?”

“Saranghae. Jadilah Yeoja ku..”

Aku terdiam membeku, manatap kaget tepat di manik matanya di iringi dengan turunnya kapas putih yang membuat semangkin tebal selimut putih yang menutupi seluruh kota. Suasana romantis yang tidak pernah ku bayangkan, pengungkapan kata cinta dengan bulir-bulir kapas putih yang turun dari langit. Luhan memenuhi semua yang dulu keinginan ku, sungguh bagai terasa mimpi di tengah musim dingin. Bulir-bulir kristal menggenang memenuhi pelupuk mataku, mendesak untuk keluar. Dengan anggukan pasti aku menjawab pernyataan cintanya. Ia hanya tersenyum menatap ku, merengkuh ku dalam pelukan hangatnya..

“Jeongmal Saranghae Im Yoona”

“Nado Xi Luhan”

.

.

.

Terisak. Aku kembali terisak, selalu seperti ini. Biar waktu terus berlalu, membawa dirimu semangkin jauh dari ku tetapi rasa sakit ini tetap ada. Rasa sakit kehilangan mu, rasa sakit yang selalu membuat ku terasa ingin mati. Hidup dengan segala kenangan yang telah kau lukiskan di kehidupan ku…

 

Xi Luhan… Aku merindukan mu…

I Miss You

.

.

.

Air mata terbentuk saat aku melihat langit. Kenangan mengalir meskipun hanya memandang. Tanpa mu hari ini terasa sangat menyakitkan. Kerinduan pun memenuhi diriku.

.

.

Aku selalu membayangkan mu dibawah langit yang sama. Benar aku hidup dalam rasa sakit. Meskipun hari berlalu, kesedihan datang lagi. Begitu berat seperti ingin mati, cinta ku…

.

.

.

Apa kabar mu cintaku? Cinta yang ku rindukan

END

6 pemikiran pada “I Miss You

  1. omo omo omo….
    daebak…
    agak sedih sih 😦
    sebenarnya luhan udah mati atau belom?

    ditunggu karyamu yg lain

Tinggalkan komentar